Sabtu, 15 Juni 2013

Menyasar Sampai ke Pulau Seribu Sungai

Harus publish...

Borneo Sekarang tidak Lagi seperti yang dulu


Hanya itu yang terpikir ketika aku memutuskan untuk kembali menulis di blog ini. Kehidupanku disini tidak  begitu mendukungku untuk bisa dengan leluasa beraktifitas memanfaatkan waktu lenggang, dimana sebab sebebarnya adalah tidak adanya waktu lenggang itu sendiri.
Ya, di Borneo kini aku berada, ditengah-tengah puluhan ribu hektar kebun sawit. Bisa dibayangkan, sedari turun dari pesawat di bandara H. Asan Sampit, 8 jam perjalanan darat hanya sawit yang kita lihat.

Tempatku tinggal ada di desa Kenawan, Kecamatan Permata Kecubung, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah. Sudah sejak 10 January aku disini, 5 bulan sudah, setelah sebelumnya aku menjalani masa training selama 2 bulan di TC TAP Jambi. Masih belum juga bisa terbiasa dengan pekerjaan yang aku jalani sekarang, sebagai seorang field assistant (asisten lapangan), karena memang jauh dari "kodrat"ku yang tidak bisa marah-marah, menekan orang lain, tegas, berbicara pada khalayak ramai. Tapi itu semua harus dijalani, mau  bagaimana lagi, dengan ikatan dinas 1 th, terhitunmg april 2013, maka aku tidak bisa kemana-kemana, karena ijazahku ditahan pihak perusahaan sampai habis masa ikatan dinas.

Terlepas dari pekerjaan, kalimantan tidak jauh beda dari jawa aku rasa untuk nuansa masyarakatnya. Pertama kali menginjakan kaki di Kalimantan, terus cari taxi, aku dapat yang suppirnya orang banjarnegara, kupikir, kebetulan sekali ketemu sesama orang jawa, dekat pula dengan daerah tempat aku tinggal di Purwokerto. Baru kemudian aku heran, sampai di agen travel, kok dia pakai bahasa jawa juga, lalu disebelahnya ada warung makan, sama, baik yang jual maupun yang beli, pakai bahasa jawa, ngapak pula. Ini sebenarnya di Jawa atau di Kalimantan, pikirku dengan temanku si Haryadi, yang sekarang sudah kembali ke Jawa lebih dulu dengan membayar biaya pinalti ke perusahaan yang tidak sedikit.

Kini, masuk ke bulan ke 5 aku berada disini, tekanan demi tekanan baru mulai aku rasakan, mulai dari tenaga, pikiran, waktu, biaya. Stress'lah kalau kebanyakan orang bilang. Posisi'ku disini memang menuntut aku bekerja "lebih" dari yang lain, bahkan dari yang lebih senior, dari yang memperoleh fee yang lebih besar. Mulai bekerja jam 5 pagi sudah apel, belum lagi harus sudah sarapan sebelum jam 5 itu, kerena sesudah jam itu tidak diperbolehkan lagi pulang kerumah, baru istirahat jam 1 hingga jam 3 sore sudah kembali ke lapangan, dan baru boleh pulang saat buah sawit (TBS) yang dipanen oleh afdeling'ku (beberapa perusahaan menyebutnya sebagai divisi) terangkut semua ke unit DT (Dump Truck), belum lagi memastikan tidak ada buah yang tertinggal di lapangan, belum lagi menyiapkan bahan-bahan untuk item pekerjaan besok, belum lagi melengkapi administrasi harian,manalah ada waktuku untuk istirahat, menghibur diri sejenak, bernafas sejenak. Damn, semenjak disini, aku berubah menjadi orang yang selalu mengeluh-mengekuh, dan mengeluh, padahal dulu tidak, apa yang diberikan kepadaku ya aku jalani.

malah jadi curhat ini artikel, melenceng dari tujuan awal. Next time akan coba untuk lebih fokus lagi nulisnya, mungkin juga karena efek sudah terlalu lama tidak posting.